Muhammdiyah Istiqomah sebagai Gerakan Dakwah

Medan,Muhammadiyah tetap istiqomah sebagai gerakan dakwah. Muhammadiyah bukan partai politik. Dalam menghadapi Pemilu 9 April 2014, tidak ada satu instruksi pun yang mengarahkan agar warga Muhammadiyah memilih partai politik manapun. Demikian penegasan Ketua PP Muhammadiyah Drs. H. Muhammad Muqoddas dihadapan unsur Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara dalam satu pengajian khusus, Senin (17/3) di Gedung Dakwah, Jl SM Raja Medan. Upaya untuk menarik Muhammadiyah menjadi satu gerakan politik sudah lama dilakukan berbagai pihak. Presiden Suharto pernah menawarkan kepada tokoh Muhammadiyah untuk menjadikan gerakan ini sebagai Partai Politik. Tapi ketika itu, Buya AR, Buya Hamka, Buaya Rasyidi tegas-tegas menolok tawaran Suharto itu. Dan Muhammadiyah, tetap istiqomah sebagai gerakan dakwah. Dengan kondisi itu, jelas Muhammad Muqoddas, maka setiap warga Muhammadiyah diberikan kebebasan untuk memilih partai mana pun. Netralitas Muhammadiyah itu bahkan diikuti dengan adanya larangan partai politik untuk menggunakan semua amal usaha Muhammadiyah sebagai lokasi kampanye. Sikap Muhammadiyah yang netral atas semua partai politik itu memang kemudian menjadi masalah serius di lapangan. Banyak kader Muhammadiyah yang saat ini melakukan rangkap jabatan dalam amal usaha dan partai politik. Walau pun sesungguhnya, masalah ini sudah diatur dalam dalam Surat Keputusan PP Muhammadiyah, namun dilapangan ketidaktegasan berbagai level pimpinan menjadikan masalah ini tidak bisa disolusikan. Berbagai…

Read More

Tujuh Pelajaran Kyai Ahmad Dahlan yang Mulai Dilupakan ?

Perlu diketahui bahwa Kiyai Dahlan bermuhammadiyah hanya 11 tahun (1912-1923). Dan selama 11 tahun itu beliau baru sempat membumikan dan mengaplikasikan ayat-ayat Alquran tidak lebih dari 50 ayat. Di tahun 1964, kami anak-anak muda yang kebetulan menjadi murid salah satu murid Kyai Dahlan yang paling muda (yakni Kyai Raden Haji Hadjid) membukukan pelajaran Kyai Dahlan dalam bentuk stensilan untuk menyong-song Munas Tabligh di Surabaya, menjelang Gestapu. Kami tahu persis bagaimana pelajaran Kyai Dahlan yang dicatat oleh Kyai Raden Haji Hadjid. Kyai Raden Haji Hadjid adalah satu-satunya murid yang sempat mencatat pelajaran-pelajaran Kyai Haji Ahmad Dahlan itu. Yang saya tangkap, cara Kyai Haji Ahmad Dahlan dalam mengungkap ayat Alquran itu cukup menarik. Bayangkan, yang namanya pelajaran Alquran 100 tahun yang lalu, kira-kira seperti apa yang diajarkan di kalangan umat. Paling tinggi mungkin dengan terjemahan, itu sudah lumayan. Kalau pun ada tafsirnya, alhamdulillah. Sebab, yang banyak, Alquran itu hanya untuk hafalan. Namun, Kyai Dahlan, saya sebut, luar biasa dalam menangkap isyarat-isyarat ayat-ayat Alquran. Ada surat pendek yang paling disenangi makmum kalau surat itu dibaca iman shalat tarawih, yaitu surat Wal-Ashri (Al-Ashr). Surat ini ternyata diajarkan oleh Kyai Dahlan kepada murid-muridnya selama 7 bulan. Dan nama Wal Ashri ini diabadikan dalam satu lembaga…

Read More