PG PAUD FKIP Uhamka Terapkan Pembelajaran Inovatif bagi stakeholder Pendidikan Anak Usia Dini

Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka) mengadakan Seminar Nasional dengan tema “Inovasi Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini melalui Integrasi Nilai Keislaman dan Model Pembelajaran Internasional” yang diselenggarakan di Aula Ahmad Dahlan FKIP Uhamka, Jumat (21/7). slot gacor Seminar nasional ini bertujuan untuk memberikan wadah bagi para akademisi, praktisi, dan pemerhati pendidikan anak usia dini dalam berbagi ide, pengetahuan, serta pengalaman terkait dengan inovasi pembelajaran yang berfokus pada nilai-nilai keislaman dan penggunaan model pembelajaran internasional yang efektif. Narasumber seminar ini adalah tokoh-tokoh ternama di bidang pendidikan anak usia dini, yang telah berkontribusi secara signifikan dalam pengembangan dan penerapan metode pembelajaran yang inovatif. Yang pertama Prof Yuliani Nurani, ahli pendidikan anak usia dini yang telah mendedikasikan karirnya untuk menggali potensi anak dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Beliau memiliki banyak karya penelitian yang dipublikasikan dan diakui secara internasional. Kedua Chandrawaty, pakar pendidikan keislaman dan pengembangan karakter anak usia dini. Ia telah berkontribusi dalam mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dalam kurikulum dan pembelajaran di berbagai institusi. Ketiga, Amelia Ayu Rosalli, seorang praktisi pendidikan anak usia dini yang telah berhasil mengimplementasikan model pembelajaran internasional di dalam kelas-kelasnya. Amelia akan berbagi pengalaman…

Read More

Seminar Nasional Inovasi Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini melalui Integrasi Nilai Keislaman dan Model Pembelajaran Internasional

Jakarta- Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) FKIP UHAMKA mengadakan Seminar Nasional dengan tema “Inovasi Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini melalui Integrasi Nilai Keislaman dan Model Pembelajaran Internasional” yang diselenggarakan di kampus UHAMKA pada tanggal 21 Juli 2023. Seminar nasional ini bertujuan untuk memberikan wadah bagi para akademisi, praktisi, dan pemerhati pendidikan anak usia dini dalam berbagi ide, pengetahuan, serta pengalaman terkait dengan inovasi pembelajaran yang berfokus pada nilai-nilai keislaman dan penggunaan model pembelajaran internasional yang efektif. Narasumber seminar ini adalah tokoh-tokoh ternama di bidang pendidikan anak usia dini, yang telah berkontribusi secara signifikan dalam pengembangan dan penerapan metode pembelajaran yang inovatif. Yang pertama Prof. Dr. Yuliani Nurani, M. Pd Seorang ahli pendidikan anak usia dini yang telah mendedikasikan karirnya untuk menggali potensi anak dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Beliau memiliki banyak karya penelitian yang dipublikasikan dan diakui secara internasional. Kedua, Dr. Hj. Chandrawaty, M. Pd Seorang pakar pendidikan keislaman dan pengembangan karakter anak usia dini. Ibu Chandrawaty telah berkontribusi dalam mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dalam kurikulum dan pembelajaran di berbagai institusi tiktak188. Ketiga, Amelia Ayu Rosalli, S. Pd yaitu seorang praktisi pendidikan anak usia dini yang telah berhasil mengimplementasikan model pembelajaran internasional di dalam kelas-kelasnya. Ibu Amelia…

Read More

Prodi Pendidikan Biologi FKIP Uhamka Berharap bisa Kembangkan Penelitian dari Universitas Tokyo tentang Bakteri

Tikus merupakan hewan yang memiliki peran dalam kehidupan ini. Dalam rantai makanan, tikus berperan sebagai konsumen primer. Tikus dikenal sebagai hewan pengerat yang memakan sayuran atau padi sehingga tikus dikenal sebagai konsumen I. Tikus pun dikenal sebagai hewan sosial yang terdapat dimana-mana, mulai dari hutan hingga pemukiman masyarakat di perkotaan. Maka dari itu, tikus melakukan kontak erat dengan hewan-hewan lainnya, seperti mamalia dan unggas. Sayangnya, sel pada tikus bisa saja terinfeksi virus yang juga bisa membahayakan manusia. Namun baru-baru ini peneliti dari Institut Ilmu Kedokteran Universitas Tokyo, Profesor Madya Ichinohe Takeshi dan kelompoknya melakukan eksperimen di Jurnal Sains Inggris, Nature Communications melakukan eksperimen tentang bakteri pada tikus dapat mencegah gejala flu pada tikus. Kelompok peneliti ini mengungkapkan bahwa tikus yang memiliki suhu tinggi membuat bakteri usus lebih aktif sehingga dapat mencegah penyakit parah yang disebabkan oleh influenza. Setelah mengamati zat di dalam darah tikus, bakteri usus yang terkandung pada tikus yang memiliki suhu tubuh dasar lebih tinggi dapat mengurangi resiko gejala serius jika si tikus terinfeksi influenza. Maryanti Setyaningsih selaku Kaprodi Pendidikan  Biologi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) pun menanggapi positif penelitian ini. Tikus dikenal dengan hewan yang dapat menyebarkan virus, baik ke sesama hewan hingga manusia. Tikus juga dikenal…

Read More

Tikus merupakan hewan yang memiliki peran dalam kehidupan ini. Dalam rantai makanan, tikus berperan sebagai konsumen primer. Tikus dikenal sebagai hewan pengerat yang memakan sayuran atau padi sehingga tikus dikenal sebagai konsumen I. Tikus pun dikenal sebagai hewan sosial yang terdapat dimana-mana, mulai dari hutan hingga pemukiman masyarakat di perkotaan. Maka dari itu, tikus melakukan kontak erat dengan hewan-hewan lainnya, seperti mamalia dan unggas. Sayangnya, sel pada tikus bisa saja terinfeksi virus yang juga bisa membahayakan manusia. Namun baru-baru ini peneliti dari Institut Ilmu Kedokteran Universitas Tokyo, Profesor Madya Ichinohe Takeshi dan kelompoknya melakukan eksperimen di Jurnal Sains Inggris, Nature Communications melakukan eksperimen tentang bakteri pada tikus dapat mencegah gejala flu pada tikus. Kelompok peneliti ini mengungkapkan bahwa tikus yang memiliki suhu tinggi membuat bakteri usus lebih aktif sehingga dapat mencegah penyakit parah yang disebabkan oleh influenza. Setelah mengamati zat di dalam darah tikus, bakteri usus yang terkandung pada tikus yang memiliki suhu tubuh dasar lebih tinggi dapat mengurangi resiko gejala serius jika si tikus terinfeksi influenza. Maryanti Setyaningsih selaku Kaprodi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) pun menanggapi positif penelitian ini. Tikus dikenal dengan hewan yang dapat menyebarkan virus, baik ke sesama hewan hingga manusia. Tikus juga dikenal…

Read More

Prodi Pendidikan Biologi FKIP Uhamka Berharap bisa Kembangkan Penelitian dari Universitas Tokyo tentang Bakteri

Tikus merupakan hewan yang memiliki peran dalam kehidupan ini. Dalam rantai makanan, tikus berperan sebagai konsumen primer. Tikus dikenal sebagai hewan pengerat yang memakan sayuran atau padi sehingga tikus dikenal sebagai konsumen I. Tikus pun dikenal sebagai hewan sosial yang terdapat dimana-mana, mulai dari hutan hingga pemukiman masyarakat di perkotaan. Maka dari itu, tikus melakukan kontak erat dengan hewan-hewan lainnya, seperti mamalia dan unggas. Sayangnya, sel pada tikus bisa saja terinfeksi virus yang juga bisa membahayakan manusia. Namun baru-baru ini peneliti dari Institut Ilmu Kedokteran Universitas Tokyo, Profesor Madya Ichinohe Takeshi dan kelompoknya melakukan eksperimen di Jurnal Sains Inggris, Nature Communications melakukan eksperimen tentang bakteri pada tikus dapat mencegah gejala flu pada tikus. Kelompok peneliti ini mengungkapkan bahwa tikus yang memiliki suhu tinggi membuat bakteri usus lebih aktif sehingga dapat mencegah penyakit parah yang disebabkan oleh influenza. Setelah mengamati zat di dalam darah tikus, bakteri usus yang terkandung pada tikus yang memiliki suhu tubuh dasar lebih tinggi dapat mengurangi resiko gejala serius jika si tikus terinfeksi influenza. Maryanti Setyaningsih selaku Kaprodi Pendidikan  Biologi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) pun menanggapi positif penelitian ini. Tikus dikenal dengan hewan yang dapat menyebarkan virus, baik ke sesama hewan hingga manusia. Tikus juga dikenal…

Read More

Tikus merupakan hewan yang memiliki peran dalam kehidupan ini. Dalam rantai makanan, tikus berperan sebagai konsumen primer. Tikus dikenal sebagai hewan pengerat yang memakan sayuran atau padi sehingga tikus dikenal sebagai konsumen I. Tikus pun dikenal sebagai hewan sosial yang terdapat dimana-mana, mulai dari hutan hingga pemukiman masyarakat di perkotaan. Maka dari itu, tikus melakukan kontak erat dengan hewan-hewan lainnya, seperti mamalia dan unggas. Sayangnya, sel pada tikus bisa saja terinfeksi virus yang juga bisa membahayakan manusia. Namun baru-baru ini peneliti dari Institut Ilmu Kedokteran Universitas Tokyo, Profesor Madya Ichinohe Takeshi dan kelompoknya melakukan eksperimen di Jurnal Sains Inggris, Nature Communications melakukan eksperimen tentang bakteri pada tikus dapat mencegah gejala flu pada tikus. Kelompok peneliti ini mengungkapkan bahwa tikus yang memiliki suhu tinggi membuat bakteri usus lebih aktif sehingga dapat mencegah penyakit parah yang disebabkan oleh influenza. Setelah mengamati zat di dalam darah tikus, bakteri usus yang terkandung pada tikus yang memiliki suhu tubuh dasar lebih tinggi dapat mengurangi resiko gejala serius jika si tikus terinfeksi influenza. Maryanti Setyaningsih selaku Kaprodi Pendidikan  Biologi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) pun menanggapi positif penelitian ini. Tikus dikenal dengan hewan yang dapat menyebarkan virus, baik ke sesama hewan hingga manusia. Tikus juga dikenal…

Read More