Peran pengajar di era ini harus lebih kreatif dan inovatif terhadap pembelajaran sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi. Pengajar lebih kepada mengarahkan dan membimbing pembelajar. Sedangkan pembelajar lebih banyak diberi kesempatan untuk berperan lebih aktif dalam proses belajar mengajar. Terlebih dimasa Pandemic Covid 19 ini, pengajar dituntut untuk lebih mengembangkan kreativitas dan berinovasi dalam pengajaran secara On-line. Maka dalam hal ini Prodi Pendidikan Bahasa Jepang UHAMKA mengadakan kegiatan webinar yang bertemakan “Model Pembelajaran Membaca Kontekstual dalam Pengajaran Bahasa Jepang” pada Senin, 8 Juni 2020 pukul 12.30 – 14.00 WIB via aplikasi Zoom dengan tujuan agar bisa berbagi pengalaman serta ilmu yang dapat diterapkan oleh para tenaga pendidik dalam memberikan pembelajaran, khususnya mengenai pelajaran membaca atau dokkai secara daring.
Galeri lainya
[gdlr_core_blog num-fetch=”4″ blog-style=”blog-widget” category=””small”-size=”small” ]
Webinar ini dipandu oleh moderator Ibu Yuni Masrokhah, M.Hum. dengan narasumber Ibu Retno Utari, M.Pd., dosen Prodi Pendidikan Bahasa Jepang FKIP UHAMKA dan Ibu Dr. Frida Philiyanti, M.Pd., dosen Prodi Pendidikan Bahasa Jepang UNJ. Adapun materi yang dibawakan oleh kedua narasumber sangat menarik yaitu Pembelajaran Dokkai dimasa Pandemic Covid 19 di Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FKIP UHAMKA yang disampaikan oleh Ibu Retno Utari, M.Pd dan Model Pembelajaran Membaca Kontekstual dalam Bahasa Jepang oleh Ibu Dr. Frida Philiyanti, M.Pd.
Materi pertama disampaikan oleh ibu Retno Utari, M.Pd. dalam makalahnya yang berjudul Pembelajaran Dokkai dimasa Pandemic Covid 19 di Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FKIP UHAMKA, mengatakan bahwa membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting di samping tiga keterampilan berbahasa lainnya. Walaupun demikian, membaca bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Implementasi dari keterampilan membaca adalah tertuang dalam mata kuliah Dokkai. Berdasarkan pendapat Ishiguro (dalam Cahyono & Lestari (2016 : 5) yang menyatakan tahapan Dokkai adalah Aktifitas memahami gambar, Aktifitas mengenali huruf, Aktifitas mengenali frasa, Aktifitas mengubah makna, Aktifitas menganalisa kalimat, Aktifitas memahami konteks dan Aktifitas membayangkan kondisi, maka kita sebagai pengajar dapat memanfaatkan tehnologi yang makin berkembang ini dengan mengambil salah satu aktifitas di atas dalam memahami wacana Dokkai yang materinyapun dapat kita ambil dari Buku wajib (Sesuaikan dengan Level) dalam bentuk PDF, Pamflet, Pengumuman, Jadwal , Buku cerita bergambar, Resep masakan yang semua itu dapat diambil dari berbagai Web seperti yomuzu, Digital EHON site, Japanesetest4you dan lain sebagainya. Jadi walaupun pembelajaran dilakukan secara daring/on-line kita sebagai pengajar harus benar-benar kreatif sehingga tujuan pembelajaran tetap dapat tercapai sesuai dengan harapan.
Sementara itu Ibu Dr.Frida Philiyanti,M.Pd. dari UNJ dalam makalahnya yang berjudul Model Pembelajaran Membaca Kontekstual dalam Bahasa Jepang, mengatakan bahwa membaca kontekstual merupakan kegiatan membaca melalui pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL), berbeda dengan membaca konteks yang merupakan salah satu strategi dalam memahami sebuah bacaan yaitu memaknai sebuah wacana dengan melihat konteks atau situasi dalam sebuah teks.