Siswa SMA Muhammadiyah Cileungsi mendapatkan pelatihan debat pada hari Sabtu (24/7) secara daring menggunakan Zoom Conference yang diadakan oleh Dosen dan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP Uhamka dalam rangka Pengabdian Masyarakat (Pengmas) bekerjasama dengan LPPM Uhamka.
Kegiatan ini terlaksana karena debat ilmiah pada saat ini menjadi salah satu mata lomba yang hampir sering diadakan oleh beberapa penyelenggara. Mulai dari tingkat siswa, mahasiswa, dan umum. Dalam korelasinya dengan pembelajaran bahasa Indonesia di tingkat siswa SMA, debat menjadi salah satu bentuk praktek dalam keterampilan berbicara yang menjadi dasar keterampilan berbahasa Indonesia.
“Kita jangan melihat atau berkonteks bahwa debat ini adalah sembarang debat. Tapi debat ini adalah debat yang terarah, berisi banyak ilmu, dan yang paling penting debat ini bisa meningkatkan keterampilan berbicara siswa-siswi sekalian. Karena dari sini, kalian (siswa-siswi) tidak hanya belajar berbicara dengan apa yang kalian sudah siapkan, sudah kalian tulis dalam teks misalnya. Tapi kalian juga harus belajar, harus siap dalam berbicara secara baik dan benar yang dilakukan dengan spontan. Tidak disiapkan sebelumnya. Sehingga bagaimana kalian berbicara, bisa dilatih dan ditingkatkan lagi untuk menjadi nilai plus bagi kalian,” jelas Ummul Qura, dalam arahannya selaku Ketua tim pengmas pelatihan debat.
Dalam kegiatan ini, dihadirkan 2 pemateri untuk memberikan pemahaman bagi siswa tentang Keterampilan Berbicara dan Keterampilan Debat. Dalam hal ini, keterampilan berbicara disampaikan oleh Indah Rahmayanti dosen PBSI FKIP Uhamka. Serta dilanjutkan materi keterampilan debat yang disampaikan oleh mahasiswa PBSI Uhamka yaitu Raka Setia Nugroho.
Setelah pelaksanaannya, terlihat bahwa hampir 60% dari 25 siswa yang mengikuti pelatihan sebagai peserta belum terlalu lancar dalam berbicara dengan baik. Salah satu faktor yang terlihat adalah kesempatan bagi siswa/i yang belum pernah berbicara di depan umum menyebabkan siswa tersebut belum memiliki kepercayaan diri yang cukup. Ditambah, dengan pembelajaran daring sampai saat ini di masa Pandemi, menyebabkan tidak adanya antusias siswa dalam menampilkan dirinya ke orang lain yang menjadi dasar dari munculnya percaya diri siswa.
Namun demikian, siswa yang sudah memiliki pengalaman sebelumnya dalam berbicara di depan umum, sudah terampil dalam merangkai kata. Sehingga ia bisa memunculkan kepercayaan diri yang lebih dari teman-temannya.
Setelah pelatihan, peserta mengakui manfaat dari pelatihan debat ini adalah mereka mulai bisa berbicara, minimal di lingkup yang terkecil misalnya dalam berpendapat di kelas. peserta lain juga berpendapat bahwa debat ini adalah salah satu wadah yang bagus dalam belajar, berbagi pandangan dan ilmu.