Mengenali karakter diri dan peserta didik merupakan hal yang menantang untuk dikuasai, khususnya bagi pendidik. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, maka Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA) menyelenggarakan webinar dengan tema Grafologi, Satu Gerbang Memahami Karakter Diri dan Peserta Didik. Seminar dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 7 Juli 2020, diikuti oleh guru, kepala sekolah, praktisi dan akademisi dari Jakarta, Bandung, Jayapura, Pinrang, Wajo, Solok, Tuban, Luwu Timur, Gorontalo, Jambi, Lampung , Surabaya, dan diakses oleh 165 peserta melalui ruang zoom dan 270 peserta melalui siaran langsung Youtube.
Galeri lainya
[gdlr_core_blog num-fetch=”4″ blog-style=”blog-widget” category=””small”-size=”small” ]
Dr. Desvian Bandarsyah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan UHAMKA, dalam sambutannya menyampaikan bahwa penting bagi semua pihak untuk melakukan segala daya upaya untuk mempersiapkan generasi di masa depan melalui berbagai pendekatan, untuk lebih menemukenali karakter pendidik di ruang-ruang pembelajaran.
“Grafologi merupakan metode ilmiah untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memahami kepribadian dan karakter seseorang melalui tulisan tangan, “ ungkap Budian, S.E., CH. CHt, narasumber dari Excellent Coaching and Conselling. Hasil penelitian ilmuwan neuro-science menemukan bahwa kecenderungan pergerakan urat syaraf erat hubungannya dengan tanda-tanda kepribadian. Tiap ciri kepribadian diwakili pola otak syaraf. Tiap pola menghasilkan gerakan urat saraf yang sama untuk tiap orang dengan kepribadian tersebut. Saat menulis, gerakan urat saraf tersebut secara tidak sadar dan menghasilkan goresan yang mengungkapkan ciri kepribadian.
Direktur Pusat Neurosains UHAMKA, dr.Rizki Edmi Edison, Ph.D, berkata, ”Sebuah penelitian menunjukkan bahwa jika murid di kelas menulis menggunakan tangan di buku catatan, waktunya akan lebih lama dibandingkan dengan menulis menggunakan laptop. Tapi sepersekian detik tersebut akan digunakan otak untuk menyerap inti dari ucapan guru.” Sedangkan bila murid mengetik menggunakan laptop, kecenderungan jumlah kata akan lebih banyak namun tidak ada kesempatan otak untuk mengambil intinya yang artinya murid tidak memahami apa yang dia ketik. Menulis menggunakan tangan membuat otak murid berpikir kritis dan kreatif.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan UHAMKA telah mengukir jejak dalam memajukan pendidikan Indonesia karena telah selama 62 tahun mencetak para pendidik Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Pendidikan Anak Usia Dini, Bimbingan dan Konseling, Matematika, Fisika, Biologi, Sejarah, Ekonomi, dan Geografi. Lulusan FKIP UHAMKA mewarnai pelangi pendidikan Indonesia karena tersebar di sekolah-sekolah dari Sabang sampai Merauke.